Berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) yang dilakukan oleh Lingkar Survei Indonesia (LSI), pasangan calon Walikota Tangerang yang diusung PDIP itu hanya berada di urutan ketiga dari lima pasangan yang ada.
Berdasarkan hitung cepat LSI, pasangan Arief R Wismansyah-Sachrudin mendapatkan suara sebesar 47,84 persen. Diikuti kemudian pasangan nomor urut 2, Abdul SyukurHilmi Fuad 27,02 persen suara. Kemudian pasangan Miing-Suratno mendapat 17,51 persen. Pasangan Harry Mulya Zein-Iskandar Zulkarnain mendapat 5,71 persen dan terakhir Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto mendapat 1,92 persen.
"Di mana-mana kepopuleran Jokowi diyakini dapat meningkatkan perolehan suara, yang kita sebut Jokowi effect. Tapi hal itu tidak berpengaruh di Tangerang," kata Direktur Lembaga Survei Kebijakan Publik (LSI Network) Sunarto Ciptoharjono.
Sunarto melanjutkan, LSI belum bisa mengkaji lebih jauh mengapa Jokowi Effect gagal di Pilkada Kota Tangerang, meski calon yang diusung PDIP cukup dikenal dan lokasi Tangerang yang sangat dekat dengan Jakarta, sehingga warga Tangerang pasti mengenal Jokowi.
Bukan kali ini saja Jokowi Effect gagal membantu calon kepala daerah yang diusung PDIP meraih kemenangan. Tercatat meski turun menjadi salah satu Jurkam serta muncul di iklan pasangan calon, Jokowi gagal membantu dalam Pemilukada Sumatera Utara, Pemilukada Jawa Barat (termasuk Pilwakot Bandung), Pemilukada Bali dan terakhir juga gagal di Pemilukada Jawa Timur. Hanya satu bantuan dan dukukan dari Jokowi yang mujarab adalah dalam Pemilukada Jawa Tengah.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memang menjadi salah satu juru kampanye andalan PDIP dalam membantu mendongkrak suara calon kepala daerah yang diusung partai berlambang banteng itu. Dalam waktu dekat, Jokowi kembali akan memberikan bantuan untuk Pemilihan Walikota Bogor
No comments:
Post a Comment